Sabtu, 17 Desember 2011

5 SIFAT MALAS ORANG BALI


Inilah 5 sifat malas orang Bali yang paling menonjol:
1. Malas menuntut haknya – Orang Bali cenderung tidak menuntut haknya. Di daerah-daerah lain, unjuk rasa menuntut kenaikan gaji, pembagian THR dan sejenisnya adalah sesuatu yang lumrah. Di Bali, unjuk rasa pada umunya sangat rendah. Orang Bali memilih mengedepankan menunaikan “swadarma” (kewajiban) nya.
2. Malas untuk marah -  Masih hangat ingatan saya tentang bomb yang meluluh-lantakkan kuta berkali-kali. Sampai-sampai awak media memberi serie: Bomb Bali I, Bomb Bali II. Dampaknya sungguh luas: Pariwisata—komoditi utama masyarakat Bali sepi. Tetapi, tak sedikitpun orang Bali menunjukkan kemarahan, apalagi membuat keributan. Meminta perhatian pemerintahpun tidak. Mereka cenderung memilih mencari solusi sendiri untuk mengatasi kehilangan pekerjaan agar dapur mereka tetap berasap.
3. Malas menghujat – Pemerintahan Indonesia pasca reformasi, adalah pemerintahan yang banyak menerima hujatan masyarakat. Hari-hari tayangan televisi di penuhi oleh hujat menghujat. Pelaku terrorist tidak tertanggap, menimbulkan hujatan. Pelaku terrorist tertangkappun membuahkan hujatan juga. Reaksi masyarakat Bali? Biasa saja. Pemerintah kurang cakap memerintah bisa dimengerti. Masyarakat menjadi anti-pati terhadap pemerintahpun bisa dimengerti dengan baik oleh masyarakat Bali. Semua itu biasa saja di mata masyarakat Bali.
4. Malas bikin keributan – Pemilukada langsung yang sering dijadikan contoh dampak buruk dari amendment UUD45 oleh Prof. Dimiyati Hartono (Politisi PDIP) sungguh menimbulkan penomena baru di negeri kita. Pembakaran gedung pemerintah, pendudukan KPU, tauran antar pendukung cabup dan cagub adalah hal yang lumrah terjadi di pusat (Jakarta) maupun di daerah-daerah. Di Bali, meskipun ada juga, tidak seramai di daerah lain. Pada dasarnya orang Bali cenderung malas untuk rebut-ribut.
5. Malas menyambut artis – Jika di Jakarta, artis harus menyamar untuk menghindari hysteria dan serbuan penggemar. Di Bali, mereka tidak perlu susah payah untuk menyamar. Bahkan mereka teriak-teriakpun bilang dirinya artis, tidak akan menimbulkan histeria ataupun serbuan.  Jika di daerah lain, konser band sering memakan korban karena penonton yang berdesak-desakan, di Bali hal semacam itu tidak terjadi.

Sumber : "I'm sorry, saya lupa" :D

2 komentar:

  1. he3 kadang sifat seakan akan tak peduli itu bisa mendatangkan karma baik yang manfaat juga....
    tapi hati hati saja kadang ke tidak pedulian suatu masyarakat bisa mendatangkan karma buruk juga jika karma nya sudah matang, moga moga saja tuhan selalu mengasihi kita semua

    BalasHapus
  2. karena masyarakat bali religius itu yang dimaksudkan

    BalasHapus

Jangan lupa komentar ya, buat penyemangat! pujian, kritik, kripik, duit saya terima semuanya... Suka-suka kamu deh... :D